Senin, 15 Juni 2015

Latihan Keseimbangan Fisik dan Otak dalam olahraga Hoki



Apa yang perlu dimiliki atlet hoki?
Pertama adalah keinginan. Sehebat-hebatnya pelatih, kalau tidak ada keinginan atlet untuk berlatih, tak akan maksimal hasilnya. Kedua adalah komitmen. Jangan tiba-tiba berhenti di tengah perjalanan karena dilanda satu masalah, itu tidak baik. Ketiga adalah dedikasi. Atlet memiliki rumah, misalnya di Trisakti, rumahnya itu klub. Dedikasi diperlukan agar mampu memberikan yang terbaik. Ketiga hal tersebut adalah dasarnya dan saya pikir perlu diterapkan bukan hanya di olahraga, tapi juga kehidupan.
Bagaimana dengan aspek fisik dan teknik?
Aspek fisik dan teknik sangat diperlukan disamping ketiga hal pondasi tadi. Dalam hoki, fisik atlet harus bagus karena mereka terus bergerak selama 2 x 35 menit. Atlet berlari sambil bungkuk karena posisi berdiri hoki tidak tegap seperti sepakbola – atlet harus memegang stik. Tumpuan kekuatan terletak di kaki untuk pergerakan dan tangan sebagai pengontrol bola. Perut juga perlu dilatih karena atlet harus bernafas dalam posisi bungkuk. Jadi selain lari, banyak otot yang perlu dilatih, baru latihan teknik di lapangan.
Bagaimana cara latihan otot dalam hoki?
Latihan tangan dimulai dari wrist curl dengan dumbbell 5kg, dilanjutkan latihan bisep dan trisep dengan dumbbell yang sama. Latihan otot perut dengan sit-up atau crunches. Latihan otot kaki bisa leg press atau leg curl. Latihan otot paha adalah lunges sambil mengangat barbel. Bisa juga squat sambil bergerak ke sisi kanan dan kiri. Seluruh latihan dilakukan dalam 4-5 set dengan 12 repetisi. Untuk bebannya, 50% dari kemampuan maksimum. Latihan dilakukan bertahap. Misalnya hari ini tubuh atas, selang satu hari baru tubuh bawah.
Bagaimana dengan latihan teknik?
Latihan teknik dilakukan di lapangan. Ada beberapa drill yang diberikan kepada atlet. Misalnya dalam meningkatkan kecepatan dan kelincahan latihan menggunakan ladder. Variasinya sama dengan sepakbola. Hanya setelah berlatih langsung diterapkan dengan postur bungkuk memegang stik. Mengontrol bola hanya diperbolehkan menggunakan satu sisi stik, bagian dalam. Bisa cukup mendorong bola atau memutar stik ke arah bola bergerak. Teknik ini bisa bagus jika didukung dengan otot pergelangan tangan yang kuat.
Apa aspek lain selain fisik dan teknik yang harus dilatih?
Ini bagian terpentingnya. Olahraga menurut saya adalah 40% fisik dan 60% otak. Dalam hoki perbandingannya bisa 30-70. Karena menggunakan stik, jadi lebih menantang otak lebih kreatif. Atlet harus tahu kapan mereka harus mengoper, kepada siapa, dan teknik apa yang perlu dilakukan agar efisien dan tidak membuang-buang waktu. Fisik bagus itu perlu, tapi buat apa jika tidak tahu harus digunakan untuk apa. Dalam sepakbola, Timnas U-19 tahu cara memadukan kekuatan fisik dan kreativitas otak.
Bagaimana cara melatih atlet untuk berpikir cepat saat di lapangan?
Dimulai dari kebiasaan karena tampil cerdas di lapangan kembali ke diri atlet sendiri. Atlet harus mengontrol emosi. Jika pandai menggocek, jangan punya keinginan untuk melewati lawan. Ketika di depan kosong, lari lurus. Ini yang saya terapkan. Jika menguasai berbagai teknik mengoper, gunakan sesuai kebutuhan. Jika lawan dalam posisi dekat, lakukan dengan efisien tanpa membuang waktu. Selain itu di luar lapangan, atlet harus bergaya hidup sehat, memehuni kebutuhan gizi mereka dan istirahat cukup.

0 komentar:

Posting Komentar