Kamis, 25 Juni 2015
Bebentengan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi sekarang ini sudah semakin maju. Banyak pembaharuan-pembaharuan yang
dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah untuk bisa memajukan atau mengikuti
perkembangan IPTEK tersebut. Perubahan yang dilakukan dibuat sedemikian rupa
agar terjadi perubahan dan peningkatan kualitas dari sumber daya manusia atau
yang sering dikenal dan disebut dengan SDM.
Untuk menghasilkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas tentu harus bisa mendapatkan atau membuat bibit
yang baik. Dalam dunia pendidikan formal, tempat untuk bisa menghasilkan atau
mencetak bibit yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang bagus adalah di
Sekolah Dasar. Di Sekolah Dasar pemberian akan dasar-dasar pengetahuan harus
diberikan dengan baik dan tepat, apabila dari pemberian pengetahuan itu tidak
tepat, maka tidak akan bisa untuk mencetak SDM yang berkualitas.
Tidak hanya pengetahuan yang harus
diberikan di Sekolah Dasar, berbagai macam jenis pendidikan juga perlu
diberikan kepada anak-anak Sekolah Dasar. Hanya berbekal pengetahuan saja,
seorang manusia itu tidak akan bisa memiliki Sumber Daya Manusia yang
berkualitas. Jadi perlu diimbangi dengan pemberian pendidikan-pendidikan yang
nantinya dapat mengimbangi dan mengiringi pengetahuan-pengetahuan atau
ilmu-ilmu yang diperoleh oleh manusia itu sendiri.
Sebagai seorang guru, terutama guru
yang bertugas di Sekolah Dasar, tentunya memiliki tanggung jawab yang besar.
Seorang guru Sekolah Dasar harus menguasai semua materi yang diberikan di
Sekolah Dasar. Tidak bisa jikalau seorang Guru Sekolah Dasar itu hanya
menguasai satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar, semua mata pelajaran
harus bisa dikuasai oleh seorang guru SD. Dan yang tidak kalah pentingnya, selain
menguasai semua mata pelajaran di Sekolah Dasar guru harus bisa mengajarkan dan
mentransferkan pengetahuan-pengetahuan tersebut.
Salah satu mata pelajaran yang ada
di Sekolah Dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru SD yaitu Pendidikan
Jasmani. Mengajarkan atau memberikan ilmu pendidika jasmani kepada anak SD itu
sangat penting. Dengan memberikan pendidikan jasmani kepada anak Sd, anak
tersebut akan terbantu dalam memperoleh peningkatan kemampuan keterampilan
jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak. Pemberian pendidikan
jasmani kepada anak Sekolah Dasar ini sangat penting, karena tujuannya berada
dalam lingkup perkembangan fisik, gerak, mental, dan sosial anak Sekolah Dasar
tersebut. Sehingga harapan bangsa dan Negara yang ingin mencetak SDM yang
berkualitas bisa dicapai.
Untuk pemberian materi tentang
pendidikan jasmani di sekolah dasar tidak terlalu berat, peserta didik cukup
diberikan olahraga yang berupa permainan. Karena dalam fase anak di usia
Sekolah Dasar ini anak masih dalam fase bermain. Banyak jenis permainan yang
bisa diberikan di Sekolah Dasar, permainan tradisional untuk anak-anak bisa
diberikan dalam pendidikan jasmani di Sekolah Dasar. Dengan memberikan
permainan-permainan tradisional ini, secara tidak langsung kita melestarikan
budaya-budaya yang kita miliki kepada generasi selanjutnya.
Untuk di daerah Bali sendiri
terdapat berbagai macam jenis permainan tradisional. Setiap daerah memiliki
permainan tradisional tersendiri. Ada beberapa daerah yang memiliki permainan
tradisional yang sama, hanya saja yang membedakannya adalah nama dari permainan
tersebut. Salah satu permainan tradisional di Daerah Buleleng adalah
Benteng-bentengan. Permainan Benteng-bentengan ini tidak ada di daerah lain di
Provinsi Bali. Oleh karena itu dalam penulisan makalah ini, penulis akan
membahas dan menjelaskan mengenai permainan tradisional daerah Buleleng yaitu
Benteng-bentengan.
1.2
Rumusan Masalah
Sesuai dengan pemaparan latar
belakang yang disampaikan pada bab sebelumnya, penulis menarik beberapa
kesimpulan yaitu :
a. Apa itu permainan benteng-bentengan
?
b. Bagaimana melakukan permainan
benteng-bentengan ?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang disampaikan di atas, tujuan
yang ingin dicapai yaitu :
a. Untuk mendeskripsikan tentang
permainan benteng-bentengan.
b. Untuk memahami dan mengerti dalam
memainkan permainan benteng-bentengan.
1.4
Manfaat
Sesuai dengan tujuan yang
disampaikan di atas, maka manfaat yang diperoleh yaitu :
a. Bagi penulis
Makalah ini kami buat untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Jasmani dan juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami
mengenai permainan tradisional benteng-bentengan. Selain itu juga, agar kami
menjadi terbiasa untuk membuat dan menyusun karya tulis sebagai acuan dan
pembelajaran dalam pembuatan tugas akhir skripsi.
b. Bagi pembaca
Makalah ini kami harapkan dapat menjadi salah satu sumber
informasi sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa maupun
pembaca mengenai materi yang kami bahas dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Permainan
benteng-bentengan
Dalam berbagai macam jenis permainan tradisional, Indonesia
yang merupakan Negara dengan julukan Negara Seribu Pulau tentunya memiliki
banyak jenis permainan tradisional. Untuk di Provinsi Bali saja permainan
tradisional yang ada cukup banyak. Salah satu daerah di Provinsi Bali yaitu
Buleleng. Daerah Buleleng atau kabupaten Buleleng ada beberapa permainan
tradisional, salah satunya yaitu permainan benteng-bentengan.
Permainan benteng-bentengan adalah permainan tradisional
dimana permainan ini dimainkan oleh beberapa orang untuk merebut dan
mempertahankan benteng agar bisa memenangkan permainan. Sesuai dengan namanya,
maka sebuah benteng dalam permainan ini merupakan tujuan atau inti dari
permainan ini. Jika permainan ini tidak ada yang namanya benteng, maka tidak
akan bisa memainkan permainan ini.
2.2 Cara
memainkan permainan benteng-bentengan
Untuk dapat memainkan permainan tradisional ini sangat
gampang. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi dan diperhatikan.
a.
Lapangan
Permainan ini tidak memerlukan peralatan yang khusus dan
banyak. Hanya memanfaatkan lingkungan sekitar dan daerah yang tidak terlalu
kecil. Agar permainan lebih menarik atau lebih menantang, daerah atau area yang
digunakan bisa menggunakan area yang luas.
Bebentengan dapat dilakukan dimana saja, baik di luar
ruangan seperti: pantai, tanah lapangan, halaman, dan berbagai tempat terbuka
lainnya. Bahkan di dalam ruangan bebentengan dapat dilakukan, hanya ruangan
harus luas. Apabila kita akan menentukan tempat bermain dapat ditentukan di
lapangan berukuran minimal 8 x 8 meter.
b.
Jumlah pemain
Permainan ini dibentuk menjadi dua kelompok sesuai dengan
jumlah benteng yaitu dua buah. Setiap benteng minimal memiliki anggota 3 orang.
Jumlah anggota dari kedua benteng harus sama, jika belum sama permainan tidak
bisa dilanjutkan. Untuk batas maksimal jumlah pemain bisa disepakati oleh kedua
belah pihak. Diusahakan agar jumlah pemain disesuaikan dengan luas area
permainan. Ideal dari jumlah pemain dalam permainan ini adalah 6-7 orang untuk
satu benteng.
c.
Fungsi benteng
Sesuai dengan nama permainannya yaitu benteng-bentengan,
jadi harus ada yang namanya sebuah benteng. Dalam menentukan sebuah benteng
kita bisa menggunakan lingkungan tempat bermain. Benteng-bentengan hanya
memerlukan dua benteng saja, permainan tidak akan bisa dimainkan jika membuat
benteng lebih dari dua. Benteng bisa ditentukan dengan sebuah tiang, tampul,
pohon atau yang lainnya, asalkan berupa batangan yang berdiri kokoh. Ini
bertujuan agar benteng tersebut bisa dipegang oleh semua anggota dari berbagai
arah. Dan posisi dari setiap benteng harus saling berhadapan dengan jarak
minimal 10 meter.
Dalam permainan bentengan ini, pohon atau tiang tidak saja
berfungsi sebagai markas. Ia juga berguna untuk memperbarui kekuatan pemain
agar dapat menangkap lawan yang berada di luar bentengnya lebih lama. Jika pemain dapat menangkap lawan
tersebut sebelum menyentuh pohon atau tiang bentengnya, maka lawan yang
tertangkap itu dianggap mati.
d.
Waktu permainan
Untuk memainkan permainan ini tidak diperlukan waktu yang
khusus. Artinya berakhirnya permainan ini tidak ditentukan oleh waktu,
melainkan dalam satu set permainan ini ditetukan ketika salah satu regu dapat
menyentuh benteng lawan. Permainan akan tetap dilakukan sampai terjadi
perselisihan skor antar kedua tim. Skor yang diinginkan juga tidak terbatas,
tergantung kesepakatan kedua tim saat itu.
e.
Penentuan kalah menang
Permainan benteng-bentengan ini agar dapat merebut benteng
lawan adalah dengan mematikan atau membunuh anggota benteng. Ketika semua
anggota atau penjaga benteng sudah habis, kita bisa merebut benteng dengan
menyentuh benteng tersebut. Intinya jika kita sudah menyentuh benteng lawan,
meskipun dengan tidak membunuh penjaga benteng, berarti tim yang dapat
menyentuh benteng menjadi pemenang.
f.
Aturan permainan
Untuk dapat menentukan siapa yang mati ketika disentuh
adalah siapa yang lebih awal keluar dari benteng. Jika salah satu lawan keluar
dari benteng, maka penjaga benteng yang satu harus berhadapan dan berusaha
untuk mematikan pemain lawan. Agar pemain yang keluar dari benteng pertama
selamat dari lawan, dapat dibantu dengan pemain kedua yang keluar dari benteng
dan melawan pemain yang ingin mengalahkan rekan kita sebelumnya, dan begitu
juga seterusnya. Dalam permainan ini, biasanya masing - masing anggota mempunyai
tugas seperti penyerang, mata-mata, pengganggu, dan penjaga benteng. Permainan
ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang
handal.
Jika pemain yang keluar dari benteng lebih awal kalah jumlah
dari pemain lawan, pemain tersebut bisa kembali ke benteng agar selamat. Dengan
menyentuh benteng kita sendiri, kita akan selamat dari serangan lawan. Jadi
syarat untuk dapat mematikan penjaga benteng lawan adalah dengan menyentuh
pemain lawan yang keluar dari bentengnya lebih awal dari kita.
g.
Cara mematikan lawan
Cara mematikan anggotanya sangat
gampang, cukup dengan menyentuh anggota badan dari penjaga benteng lawan. Jika
pemain melihat lawan keluar dari bentengnya, biarkan ia mendekat. Pilih salah
satu dari teman satu kelompok yang mampu berlari cepat. Ketika dirasa jarak
musuh dengan pemain sudah dekat, segera kejar musuh sekuat tenaga dan sentuh
badannya. Setelah itu, segera kembali ke markas agar tidak dikejar oleh teman
sang musuh. Jangan lupa untuk menyentuh pohon atau tiang agar kekuatannya
pulih. Musuh yang terkena tadi tidak bisa ikut bermain karena sudah dianggap
mati.
h.
Cara memainkan
Permainan ini dimulai dengan majunya salah satu pemain dari
salah satu benteng untuk menantang para pemain dari benteng lawannya. Pemain
dari benteng lawannya akan maju untuk mengejar. Jika pemain dari benteng
penantang ini dapat terkejar dan dapat disentuh oleh pemain lawan, maka pemain
penantang dinyatakan mati. Biasanya pemain penantang akan berlari menghindar
atau kembali ke bentengnya sendiri. Teman-teman dari benteng penantang ini,
akan mengejar pemain dari benteng lawan yang memburu tadi. Demikian seterusnya
sehingga terjadi saling kejar mengejar antara pemain dari kedua benteng. Sering
kali terjadi adalah salah satu benteng kehabisan pemain karena telah dimatikan
dan bentengnya dikepung oleh lawannya.
i.
Manfaat permainan
Seperti yang dipaparkan diatas tentang cara memainkan
permainan ini, permainan ini dapat melatih gerak badan pemain, bagaimana kita
bergerak lincah agar kita tidak tersentuh oleh lawan, untuk melatih stamina,
menumbuhkan kerjasama diantara teman, memupuk jiwa sportivitas yang tinggi
untuk mengakui kekalahan, dan meningkatkan kesegaran jasmani.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Permainan tradisional benteng-bentengan merupakan permainan
tradisional yang berasal dari daerah Buleleng dengan dimainkan oleh beberapa
orang untuk merebut dan mempertahankan benteng agar bisa memenangkan permainan.
Permainan ini dimainkan untuk merebut benteng lawan dengan cara mematikan lawan
melalui sentuhan tangan ke anggota tubuh lawan.
Laporan Praktikum Ilmu Faal Olahraga
III.
LAPORAN PRAKTIKUM
1. PRAKTIKUM DENYUT JANTUNG
A. Hasi
Praktikum
Nama
: Gumelar Fulky
a. Denyut
jantung sebelum aktivitas :
75 denyut/menit
b. Denyut
jantung setelah aktivitas jongkok berdiri : 120 denyut/menit
Pemulihan
: Menit pertama :
80 denyut/menit
Menit kedua :
75 denyut/menit
c. Denyut
jantung setelah aktivitas jogging :
120 denyut/menit
Pemulihan
: menit pertama :
94 denyut/menit
Menit kedua :
75 denyut/menit
d. Denyut
jantung setelah aktivitas sprint :
108 denyut/menit
Pemulihan
: menit pertama :
75 denyut/menit
Nama
: Andi Nuryamin
a. Denyut
jantung sebelum aktivitas :
65 denyut/menit
b. Denyut
jantung setelah aktivitas jongkok berdiri : 76 denyut/menit
Pemulihan
: Menit pertama :
65 denyut/menit
c. Denyut
jantung setelah aktivitas jogging :
90 denyut/menit
Pemulihan
: menit pertama :
70 denyut/menit
Menit kedua :
65 denyut/menit
d. Denyut
jantung setelah aktivitas sprint :
80 denyut/menit
Pemulihan
: menit pertama :
65 denyut/menit
B. Pembahasan
1. Apakah
ada perbedaan frekuensi denyut jantung antara sebelum aktivitas dan setelah
aktivitas jongkok berdiri, jogging dan sprint ? jelaskan kenapa seperti itu.
2. Aktivitas
apa yang pemulihannya lebih cepat ? jelaskan kenapa.
3. Apa
perbedaan peningkatan denyut jantung antara Gumelar dan Andi ?
C. Jawaban
Ada dari denyut jantung
nya sebelum melakukan aktivitas rendah, sedang dan tinggi denyut jantung
bertambah, karena intensitasnya yg terus bertambah sehingga membuat kerja
jantung lebih keras lagi sehingga denyut jantung dalam setiap aktivitas yang
sudah dilakukan berbeda.
Aktivitas jongkok
berdiri, karena intensitasnya rendah sehingga dapat memulihkan kondisi denyut
jantung menjadi normal kembali.
Perbedaan dari denyut jantung gumelar dan andi
peningkatannya lebih meningkat gumelar karena kondisi fisik yang berbeda
sehinggal peningkatan denyut jantung Gumelar lebih cepat dibandingkan dengan
Andi
2.
Praktikum
Tekanan Darah
A. Hasil
praktikum
Nama
: Gan gan Saepul Azhar
a. Tekanan
Darah sebelum aktivitas :
120/80 mmHg
b. Tekanan
Darah setelah aktivitas jongkok :
120/85 mmHg
Pemulihan
: menit pertama :
120/80 mmHg
c. Tekanan
darah setelah aktivitas jogging :
120100 mmHg
Pemulihan
: menit pertama :
120/80 mmHg
d. Tekanan
Darah setelah aktivitas sprint :
120/85 mmHg
Pemulihan
: Menit pertama :
120/85 mmHg
Menit kedua :
120/80 mmHg
Nama
: Gogen surviv
Tekanan
Darah sebelum aktivitas :
120/40 mmHg
a. Tekanan
Darah setelah aktivitas jongkok :
120/60 mmHg
Pemulihan
: menit pertama :
120/40 mmHg
b. Tekanan
darah setelah aktivitas jogging :
120/60 mmHg
Pemulihan
: menit pertama :
120/40 mmHg
c. Tekanan
Darah setelah aktivitas sprint :
120/70 mmHg
Pemulihan
: Menit pertama :
120/70 mmHg
Menit kedua :
120/60 mmHg
Menit ketiga
: 120/40 mmHg
B. Pembahasan
1.
Coba
saudara uraikan langkah-langkah untuk mengetahui tekanan darah seseorang !
2.
Apa
ada perbedaan tekanan darah antara sebelum aktifitas dan setelah aktifitas ?
jelaskan
3.
Jelaskan
apa kaitannya antara aktifitas fisik dengan tekanan darah.
C.
Jawaban
Mengukur tekanan darah
1) Siapkan
alat didekat pasien dan memberitahu pasien tentang prosedur pemeriksaan
2) Cuci
tangan dan keringkan
à Pencegahan
infeksi sebelum melaksanakan tindakan
3) Letakkan lengan atas sejajar dengan jantung, dengan cara diganjal/ oleh
bantal atau buku. Telapak tangan menghadap keatas.
4) Pastikan lengan atas bebas dari pakaian (untuk mencegah konstriksi dan memudahkan untuk memasang manset)
à Agar
pengukuran lebih akurat
5) Palpasi
arteri Brachial, letakkan manset ± 2,5 cm
diatas arteri tersebut dan bagian tengah bladder pasang diatas arteri tersebut,
pasang manset melingkari lengan atas tersebut dan kaitkan ujungnya.
6) Gunakan
dua ujung jari (telunjuk dan jari tengah) untuk merasakan denyut kuat dibagian
depan siku.
7) Letakkan manometer sejajar dengan mata pemeriksa
à Agar
pemeriksaan lebih akurat
8) Gunakan stetoskop dan yakinkan
suara terdengar bersih
à Agar
pendengaran lebih jelas
9) Letakkan bel
atau diapragma dari stetoskop diatas arteri Brachial
à Untuk
mendapatkan suara yang maksimal
10) Tutup
katup dan kunci sampai rapat lalu pompa bola manometer sampai 30 mmhg diatas
tekanan systolic
à Untuk
meyakinkan keakuratan pengukuran tekanan systolic
11) Buka katup secara perlahan – lahan ± 2 – 3 mmhg/detik
à Apabila penurunan air raksa terlalu cepat atau terlalu lambat dapat
mengakibatkan hasil yang tidak akurat
12) Keluarkan udara dari manset secara berangsur – angsur dan perhatikan
angka pada manometer saat terdengar bunyi (dup) pertama dan perhatikan suara
keras yang terakhir. Kemudian keluarkan seluruh udara dari manset dengan
cepat
à Suara pertama yang terdengar
merupakan
indikasi tekanan systolik dan bunyi terakhir
menunjukkan indikasi tekanan diastolic.
13) Buka
manset dari lengan pasien
14) Catat hasil pemeriksaan pada buku catatan
à Untuk
pendokumentasian
15)
Beritahu
pasien hasil tekanan darahnya
à Gunakan suara yang jelas dan ramah
16)
Cuci
tangan dan keringkan
à Mencegah
transmisi organisme
Pada
saat sebelum melakukan aktivitas tekanan darah normal namun setelah melakukan
aktivitas tekanan darah berubah menjadi meningkat , kita ambil sampel di atas
tekanan darah awal sebelum melakukan aktivitas adalah 120/80 mmHg dan setelah
melakukan aktivitas tekanan darah meningkat menjadi 120/85 mmHg itu di karena
kan oleh Curah jantung adalah volume darah yang dipompa jantung ( volume sekuncup)
selama 1 menit ( frekuensi jantung). Curah hujan = frekuensi jantung × volume
sekuncup. Tekanan darah (TD) bergantung pada curah jantung dan tahanan vascular
perifer. Tekanan darah= curah jantung× tahanan vascular perifer. Bila volume
meningkat dalam spasium tertutup, seperti pembuluh darah, tekanan dalam spasium
tersebut meningkat. Jadi, jika curah jantung meningkat, darah yang dipompakan
terhadap dinding arteri lebih banyak, menyebabkan tekanan darah naik. Curah jantung
dapat meningkat sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung,
kontraktilitas yang lebih besar dari otot jantung, atau peningkatan volume
darah. Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi lebih cepat daripada perubahan
kontraktilitas otot atau volume darah. Peningkatan frekuensi jantung tanpa
perubahan kontraktilitas atau volume darah mengakibatkan penurunan tekanan
darah. Tekanan darah berbanding lurus
dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi
jantungnya). Karena aktivitas fisik merupakan factor darikondisi
tekanan darah seseorang.
3. Praktikum Suhu Tubuh
A.
Hasil
Praktikum
Nama
: Irpan Maulana
Suhu Tubuh
Sebelum Aktifitas :
34,8°c
a.
Suhu Tubuh setelah aktivitas jongkok
berdiri : 35.9°c
Pemulihan
: Menit pertama :
34.8°c
b.
Suhu Tubuh setelah aktivitas jongkok
berdiri : 36°c
Pemulihan
: Menit pertama : 34.8°c
c.
Suhu Tubuh setelah aktivitas sprint : 36.2°c
Pemulihan
: Menit pertama :
34.8°c
Nama
: Imas Kartika
Suhu Tubuh
Sebelum Aktifitas :
36.3°c
a.
Suhu Tubuh setelah aktivitas jongkok
berdiri : 35.4°c
Pemulihan
: Menit pertama :
36.3°c
b.
Suhu Tubuh setelah aktivitas jongkok
berdiri : 36.8°c
Pemulihan
: Menit pertama : 36.3°c
c.
Suhu Tubuh setelah aktivitas sprint : 35.7°c
Pemulihan
: Menit pertama :
36.8°c
Menit kedua :
36.3°c
B. Pembahasan
Pertanyaan
yang harus dijawab :
1. Apa
ada perbedaan suhu tubuh sebelum aktivitas, setelah jogging dan setelah sprint?
Jelaskan kenapa bisa terjadi seperti itu.
2. Apa
ada perbedaan peningkatan atau penurunan suhu tubuh antara Irfan dan Imas?
C. Jawaban
Aktivitas
pada saat sebelum melakukan aktivitas suhu normal tetapi setelah melakukan
aktivitas suhu tubuh setiap aktivitas yang terus meningkat dari intensitas
rendah sampai intensitas tinggi suhu tubuh meningkat, itu bisa terjadi karena
kontraksi otot, kerja jantung bekerja lebih dari sebelum melakukan aktivitas
selain dari factor tersebut factor suhu dilingkungan sekitarpun berpengaruh
terhadap suhu tubuh kita. Perbedaan suhu tubuh antara irfan dan imas meningkat
sama sesuai dengan intensitasnya namun pemulihan suhu tubuh yang berbeda saat
melakukan intensitas tinggi, imas memerlukan waktu recorvery selama 2 menit
sedangkan irfan memerlukan waktu recorvery 1 menit, jadi selain suhu lingkungan
aktivitas fisik menentukan kondisi suhu tubuh kita.
4. Praktikum
Golongan Darah
A. Hasil
praktikum
NO
|
NAMA
|
ANTI A
|
ANTI B
|
KESIMPULAN
|
1
|
ANDI
|
Menggumpal
|
menggumpal
|
AB
|
2
|
GAN GAN
|
menggumpal
|
Menggumpal
|
AB
|
3
|
GOGEN
|
menggumpal
|
Mencair
|
A
|
4
|
GUMELAR
|
Mencair
|
Mencair
|
O
|
5
|
GERI
|
Mencair
|
Mencair
|
O
|
6
|
HAQI
|
Mencair
|
Menggumpal
|
B
|
7
|
IRFAN
|
Menggumpal
|
Mencair
|
A
|
8
|
IMAS
|
Mencair
|
Mencair
|
O
|
B. Pembahasan
Pertanyaan
yang harus dijawab :
1. Apa
hubungannya hasil tes ini dengan transfuse darah ?
2. Apa
ada perbedaan hasil tes dengan golongan darah yang sudah anda miliki? Kalau ada
bagaimana solusinya?
C. Jawaban
Hubungannya
kita bisa mengetahui golongan darah sebelum melakukan tranfusi darah agar tidak
terjadi kesalahan seperti penggumpalan dalam melakukan tranfusi darah.
Tidak
ada perbedaan hasil tes golongan darah yang sudah ada.
5.
Praktikum
Sistem Respirasi
A. Hasil
Praktikum
Nama
: Haqi
a. Menahan
nafas cara 1 :
31 detik
b. Menahan
nafas cara 2 :
41 detik
c. Meniup
manometer :
100 mmHg
d. Menahan
manometer 40 mmHg :
27 detik
Nama
: Gogen S
e. Menahan
nafas cara 1 :
43 detik
f. Menahan
nafas cara 2 :
29 detik
g. Meniup
manometer :
115 mmHg
h. Menahan
manometer 40 mmHg :
29 detik
B. Pembahasan
Pertanyaan
yang harus dijawab :
1. Apakah
ada perbedaan waktu cara menahan napas 1 dan 2 ?
2. Cara
yang mana yang lebih enak dilakukan ? jelaskan alasannya.
3. Apa
ada perbedaan hasil antara si A dan B atau teman satu dengan yang lainnya?
4. Apa
hubungannya hasil yang diperoleh dengan kemampuan system respirasinya ?
C.
Jawaban
Perbedaan waktunya yaitu dari cara
menahan nafas, cara pertama dengan menarik nafas dalam dalam lalu ditahan,
sedangkan cara kedua menarik nafas dalam dalam lalu dikeluarkan sedikit terus
menahan nafas.
Dari hasil sampel diatas lebih enak
melakukan cara pertama karena cara pertama langsung menahan nafas tidak ada
pengeluaran udara sehingga pernafasaan bisa diatur.
Ada, dalam setiap aktivitas seperti yang
ditugaskan hasil respirasi nya berbeda.
Kita bisa mengetahui respirasi masing-masing apakah
sehat atau kurang kemampuan respirasi kita.
Langganan:
Postingan (Atom)